INFORMASI SEPUTAR ANCAMAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI INFORMASI SEPUTAR ANCAMAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Kerusakan Alam dan Keanekaragaman Hayati

Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Kerusakan Alam dan Keanekaragaman Hayati

Dampak Langsung Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Alam

Garis keras antara alam dan manusia semakin kabur di Indonesia. Perubahan penggunaan lahan, seperti konversi hutan menjadi perkebunan dan pembangunan infrastruktur, mempengaruhi alam secara drastis. "Deforestasi massal menghasilkan emisi karbon besar, berkontribusi pada perubahan iklim global," kata Dr. Suryo Wibowo, ahli ekologi dari Universitas Gadjah Mada. Selain itu, erosi tanah dan penurunan kualitas air juga menjadi masalah serius.

Aksi penebangan liar dan pembukaan lahan baru mengakibatkan hilangnya fungsi penyerap CO2. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, laju deforestasi Indonesia mencapai 684.000 hektar per tahun. Hal ini mempercepat terjadinya pemanasan global. Selanjutnya, infrastruktur yang dikembangkan di lahan yang sebelumnya adalah hutan dapat menghancurkan habitat alamiah satwa dan flora.

Menghubungkan Perubahan Penggunaan Lahan dengan Penurunan Keanekaragaman Hayati

Perubahan penggunaan lahan tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga pada keanekaragaman hayati. Keanekaragaman spesies menjadi terancam akibat perubahan habitat dan ekosistem. Dr. Siswoyo, peneliti biologi Universitas Brawijaya, mengatakan, "Kerusakan habitat adalah faktor utama penurunan keanekaragaman hayati di Indonesia."

Ketika hutan berubah menjadi lahan pertanian atau perkebunan, banyak spesies yang kehilangan rumah. Pembukaan lahan baru seringkali dilakukan dengan cara pembakaran, yang berarti kehilangan habitat bagi satwa dan flora endemik. Langkah-langkah seperti ini mengakibatkan penurunan keanekaragaman spesies, yang kemudian berdampak pada ekosistem dan jaringan makanan.

Dari satu sisi, keanekaragaman hayati memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ekosistem. Di sisi lain, kerusakan pada ekosistem dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Misalnya, menurunnya hasil tangkapan ikan akibat kerusakan ekosistem laut, atau berkurangnya hasil panen karena kerusakan tanah. Oleh karena itu, menjaga keanekaragaman hayati menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia.

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, pemahaman masyarakat terhadap pentingnya keanekaragaman hayati perlu ditingkatkan. "Edukasi lingkungan sangat penting agar masyarakat menghargai dan melindungi keanekaragaman hayati," kata Dr. Siswoyo. Dengan demikian, kita dapat menjaga alam Indonesia yang kaya ini, demi generasi masa depan.

Related Post