Dampak Pertanian Intensif Terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Dampak Negatif Pertanian Intensif Terhadap Keanekaragaman Hayati

Pertanian intensif, meski meningkatkan produksi, menimbulkan dampak negatif bagi keanekaragaman hayati di Indonesia. Praktik ini menurut Dr. Siti Nuramaliati Prijono, peneliti senior di Pusat Penelitian Biologi LIPI, “mendorong erosi genetik, yang mengurangi variasi genetik dalam satu spesies”. Alhasil, resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit menurun, serta kemampuan adaptasi mereka pada perubahan lingkungan terbatas.

Selain itu, intensifikasi pertanian sering kali https://www.truthstatue.org/ melibatkan konversi hutan menjadi lahan pertanian. Potensi hilangnya habitat alami spesies, dan akibatnya punahnya spesies tertentu, menjadi hasil yang tidak bisa diabaikan. Peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Irfan U. Hadi, menuturkan, “Pertanian intensif memang meningkatkan produksi, namun dengan biaya kehilangan spesies dan fungsi ekologis penting”.

Dampak Positif dan Solusi untuk Meningkatkan Keanekaragaman Hayati dalam Pertanian Intensif

Namun, bukan berarti pertanian intensif sepenuhnya buruk untuk keanekaragaman hayati. Jika dikelola dengan benar, pertanian intensif bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan keanekaragaman hayati. Salah satunya dengan menerapkan pertanian berkelanjutan. Dr. Rina Indriani, peneliti di Pusat Penelitian Kehutanan Indonesia, berpendapat, “Pertanian berkelanjutan yang memperhatikan aspek ekologis dapat mempertahankan dan meningkatkan variasi spesies di lahan pertanian”.

Menambahkan, alternatif lainnya adalah agroforestry, yaitu sistem pertanian yang mengintegrasikan tanaman, pohon, dan hewan di lahan yang sama. “Agroforestry tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan daya tahan lahan pertanian, tetapi juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati,” jelas Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, pakar agroforestry dari IPB University.

Di sisi lain, penerapan teknologi modern dalam pertanian intensif juga dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati. Misalnya, penggunaan pestisida selektif yang hanya menghancurkan hama tertentu dan tidak merusak spesies lainnya.

Dengan mempertimbangkan dampak negatif dan positif pertanian intensif, penting bagi Indonesia untuk mencari keseimbangan antara peningkatan produksi pertanian dan pelestarian keanekaragaman hayati. Menurut Dr. Prijono, “Kita perlu mempertimbangkan strategi pertanian yang memadukan pertanian intensif dengan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan”. Dengan begitu, pertanian intensif tidak lagi menjadi ancaman, melainkan solusi bagi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Related Post