Dampak Langsung Perburuan Ilegal terhadap Populasi Mamalia Besar
Perburuan ilegal telah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mamalia besar di Indonesia. "Perburuan ilegal menurunkan populasi spesies dan mengancam keberlanjutan spesies tersebut," kata Dr. Sihite, Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam Indonesia.
Pada tahun 2019, perburuan ilegal menewaskan sekitar 1000 orangutan di Kalimantan. Harimau Sumatera juga terancam punah, dengan populasi saat ini kurang dari 400 individu. Perburuan gading gajah Sumatera dan Kalimantan juga telah merampas hidup lebih dari 100 gajah dalam satu dekade terakhir.
Bagaimana Perburuan Ilegal Mengubah Ekosistem Hutan Indonesia
Tidak hanya mengancam keberlanjutan spesies, perburuan ilegal juga merubah ekosistem hutan Indonesia. Prof. Dr. Silmi, ahli ekologi dari Universitas Gajah Mada, menjelaskan, "Mamalia besar seperti gajah dan harimau adalah pemangsa puncak yang mengontrol populasi herbivora dan karnivora lainnya. Hilangnya spesies ini bisa mengakibatkan ledakan populasi spesies lain dan merusak keseimbangan ekosistem."
Contohnya, tanpa harimau Sumatera, populasi babi hutan–makanan utama harimau–bisa melonjak, yang dapat merusak vegetasi dan mengubah struktur hutan. Begitu juga dengan gajah, yang berperan penting dalam penyebaran benih dan membantu pertumbuhan hutan.
"Tidak hanya merusak ekosistem, perburuan ilegal juga berdampak pada komunitas lokal," tambah Dr. Sihite. Orangutan, misalnya, berperan penting dalam budaya Dayak dan kehilangan mereka bisa mengikis warisan budaya ini.
Memerangi perburuan ilegal adalah tugas kita semua. Regulasi lebih ketat, penegakan hukum yang lebih tegas, dan pendidikan tentang pentingnya konservasi bagi publik bisa membantu melindungi spesies yang berharga ini dan ekosistem rumah mereka. Seperti apa yang Prof. Dr. Silmi katakan, "Kita tidak bisa meremehkan peran spesies ini dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ketika mereka hilang, kita semua merasakan dampaknya."